MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Geografi Regional Indonesia
yang dibina oleh Bapak Marhadi Slamet Kistianto
Oleh:
Heru Subagio
(207821412117)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN GEOGRAFI
Desember, 2010
Puji dan rasa syukur pemakalah panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah iklim kabupaten Banyuwangi dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah geografi regional Indonesia yang dibimbing oleh Bapak Marhadi Slamet Kistianto.
Dalam kesempatan ini pemakalah menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu mulai awal penulisan hingga menjadi makalah yang dapat bermanfaat bagi semua pihak. Makalah ini berjudul “iklim kabupaten Banyuwangi”, di mana di dalamnya memuat deskripsi umum kabupaten Banyuwangi, iklim menurut junghun, iklim menurut koopen, iklim menurut smith-ferguson, iklim menurut oldeman, iklim menurut mohr, iklim menurut thornwite, dan klimatograph.
Pemakalah menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat pemakalah harapkan untuk kesempurnaan pada penulisan berikutnya dan pengayaan wawasan penyusun.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat pada yang membacanya. Amin
Malang, Oktober 2010
Pemakalah
Halaman
B.DESKRIPSI WILAYAH BANYUWANGI 5
C.DATA SUHU, HUJAN, DAN PENGUAPAN KABUPATEN BANYUWANGI 7
1.IKLIM KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT W. KOEPEN 7
2.IKLIM KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT SCHMIDT-FERGUSON 8
3.IKLIM KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT MOHR 10
4.IKLIM KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT JUNGHUN 11
5.IKLIM KABUPATEN BANYUWANGI MENURUT OLDEMAN 11
Cuaca dan iklim merupakan satu kesatuan keadaan udara yang yang dipengaruhi oleh letak geografis suatu wilayah. Cuaca yaitu keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relative sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Cuaca itu terbentuk dari gabungan unsure cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya: pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaaannya bisa berbeda-beda untuk setiap tempat serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca yang dikembangkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Untuk Negara-negara yang sudah maju perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Iklim yaitu keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (± minimal 30 tahun) dan meliputi wilayah yang sangat luas. Iklim dapat terbentuk karena adanya:
Rotasi dan revolusi bumi, sehingga terjadi pergeseran semu harian matahari dan tahunan
Perbedaan lintang geografi dan lingkungan fisis. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya penyerapan panas matahari oleh bumi sehingga besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi.
Matahari adalah kendali iklim yang sangat penting dan sumber energi di bumi yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Kendali iklim yang lain, misalnya distribusi darat dan air, tekanan tinggi dan rendah, massa udara, pegunungan, arus laut dan badai.
Unsur-unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu daerah atau wilayah, yaitu: suhu atau temperature udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, dan curah hujan.
Suhu atau temperature udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1o C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah:
a. Lama penyinaran matahari.
b. Sudut datang sinar matahari.
c. Relief permukaan bumi.
d. Banyak sedikitnya awan.
e. Perbedaan letak lintang.
Tekanan Udara
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut.
Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara. Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin yaitu:
• Kekuatan angin
• Arah angin
• Kecepatan angin
a. Kekuatan Angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
b. Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.
1 derajat untuk angin arah dari Utara.
90 derajat untuk angin arah dari Timur.
180 derajat untuk angin arah dari Selatan.
270 derajat untuk angin arah dari Barat.
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, “udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri.”
Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:
1) Gradient barometrik
2) Rotasi bumi
3) Kekuatan yang menahan (rintangan)
c. Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub.
3. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer.
Ada dua macam kelembaban udara:
Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
4. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- bentuk medan/topografi
- arah lereng medan
- arah angin yang sejajar dengan garis pantai
- jarak perjalanan angin di atas medan datar
Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet.
Banyuwangi adalah salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur. Wilayah Banyuwangi cukup beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. Letak lintang yakni 7 43' - 8’46’ LS dan 113 53’ – 114 38’ BT. Bagian utara berbatasan dengan Situbondo, bagian timur berbatasan dengan selat Bali, bagian selatan berbatasan dengan samudera Indonesia, dan bagian barat berbatasan dengan kabupaten Jember dan Bondowoso. Wilayah dengan luas 578.250 Ha atau 5.782,50 Km2 ini memiliki dataran tinggi ijen dengan puncaknya Gunung Raung dengan ketinggian 3.282 m dan gunung merapi dengan ketinggian 2800 m. Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan zaman belanda yang berperan penting dalam mempengaruhi keadaan cuaca di wilayah Banyuwangi. Berikut ini adalah pemanfaatan lahan kering yang ada di Banyuwangi
-
No
Penggunaan lahan
Luas
1
Hutan
183.396,42 Ha
Hutan lindung
38.103,56 Ha
Hutan produksi
79.851,53 Ha
Hutan konservasi
65.439,25 Ha
Hutan kritis
0,00 Ha
2
Persawahan
66.675,00 Ha
Sawah irigasi
66.675,00 Ha
Sawah tadah hujan
0,00 Ha
3
Lahan kering
225.382,09 Ha
Perkebunan
81.805, 31 Ha
Pemukiman
125.240,95 Ha
Tanah rusak
338.00 Ha
4
Dan lain-lain
102.796,57 Ha
Tabel data penggunaan lahan wilayah Banyuwangi
Banyuwangi terletak di ketinggian 0-1000 meter di atas permukaan laut (dpl). Kemiringan lereng kabupaten Banyuwangi lebih dari 40 %. Beberapa sungai yang ada di banyuwangi, yakni: sungai Bajulmati (20 Km), sungai Selogiri (6, 173 Km), sungai Ketapang (10,26 Km), sungai Sukowidi (15, 83 Km), sungai Bendo (15, 83 Km), sungai Setail (73, 35 Km), sungai Baru (80, 70 Km), Sungai Bango (18 Km), sungai Bomo (7, 417 Km), dan sungai-sungai kecil lainnya yang tidak bisa disebutkan secara keseluruhan.
Jenis tanah di Banyuwangi berdasarkan struktur geologinya terdapat berbagai susunan. Berikut adalah data mengenai struktur geologi kabupaten banyuwangi
-
No
Struktur geologi
Luas
1
Aluvium
134.525,00 Ha
2
Hasil gunung api kwarter muda
170.310, 50 Ha
3
Hasil gunung api kwarter tua
59.283,00 Ha
4
Andesit
47.417,75 Ha
5
Miosen falses semen
89.536,25 Ha
6
Miosen falses gamping
77.536,50 Ha
Tabel data struktur geologi kabupaten Banyuwangi
-
No
Jenis tanah
Luas
1
Regosol
138.490,87 Ha
2
Lithosol
39.031,88 Ha
3
Lathosol
14.109,30 Ha
4
Podsolik
348.684,75 Ha
5
Gambut
37.433,70 Ha
Tabel keadaan jenis tanah kabupaten banyuwangi
Keadaan krimatologi Banyuwangi berada di selatan garis equator dan dikelilingi oleh laut jawa, selat Bali, dan samudera Indonesia yang terbagi menjadi dua musim, yakni: musim kemarau antara bulan april-oktober dan musim penghujan antara bulan oktober-april. Diantara kedua musim ini terdapat musim peralihan pancoroba sekitar bulan april/mei dan oktober/nofember dengan curah hujan rata-rata 7,644 mm per bulan dengan bulan kering yakni april, september, oktober.
Pemantauan keadaan cuaca dan iklim kabupaten Banyuwangi di lakukan di stasiun Meteorologi banyuwangi yang berada pada koordinat 008 13’ LS dan 114 23’ BT dengan elevasi 50 m dpl. Berikut adalah data cuaca bulanan mulai tahun 2004 sampai tahun 2008 kabupaten Banyuwangi
-
No
Bulan
Suhu
Hujan
Rata2 penguapan (mm)
Rata2 (oC)
Rata2 (oF)
Rata2 CH (mm)
Rata2 CH (inchi)
Hari hujan
1
Januari
27,4
81,4
152,34
6,09
17
144
2
Februari
27,2
81,1
258,66
10,34
18
139
3
Maret
27,0
81,0
268,98
10,75
20
139
4
April
27,5
81,6
132,7
5,31
15
137
5
Mei
27,1
81,0
86,62
3,46
12
130
6
Juni
26,3
80,0
50,64
2,02
10
117
7
Juli
25,6
78,3
27
1,08
9
122
8
Agustus
25,6
78,0
42,86
1,71
15
133
9
September
26,1
79,0
15,86
0,63
4
151
10
Oktober
26,4
81,0
34,54
1,38
6
162
11
Nofember
27,8
82,3
54,12
2,16
11
159
12
Desember
27,4
81,5
142,14
5,68
18
145
Jumlah
1266,46
50,65
1681
Rata-rata
26,78
80,51
13
141
Tabel cuaca bulanan kabupaten Banyuwangi tahun 2004-2008
Keterangan tabel:
mm ke inchi dibagi 25
W. Koeppen (1816-1940) menentukan iklim berdasarkan curah hujan rata-rata bulanan dan tahunan. Vegetasi dipandang sebagai instrumen klimatologis, sehingga batas-batas tipe iklim sesuai dengan batas-batas vegetasi. Berikut ini adalah hasil penentuan tipe iklim kabupaten Banyuwangi.
Rata-rata curah hujan tahunan (inchi) = 50.65 inchi
Rata-rata curah hujan bulan terkering (inchi) = 0.63 inchi
Bagan Iklim kabupaten Banyuwangi menurut W. Koeppen
Jadi, berdasarkan perhitungan dan penentuan iklim menurut W. koepen, dapat disimpulkan bahwa kabupaten banyuwangi beriklim Aw (tropis basah kering).
Schimdt dan Ferguson (1951) menerima metode Mohr dalam menentukan bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah, tetapi cara perhitungannya berbeda. Beliau menghitung jumlah bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah dari tiap-tiap tahun kemudian diambil rata-ratanya.
Untuk menentukan jenis iklimnya, Scmidt-Ferguson menggunakan harga Q yang didefinisikan sebagai berikut:
Keterangan:
Bulan kering = CH <>
Bulan basah = CH > 100 mm
Kriteria jenis iklim Scmidt-Ferguson
0 ≤ Q < 143 =" sangat">
0,143 ≤ Q < 333 ="">
0,333 ≤ Q < 600 =" agak">
0,600 ≤ Q < 000 ="">
1,000 ≤ Q < 670 =" agak">
1,670 ≤ Q < 000 ="">
3,000 ≤ Q < 000 =" sangat">
7,000 ≤ Q = luar biasa kering
-
2004
2005
2006
2007
2008
Rata-rata
Bulan kering
6
4
4
4
9
5
Bulan basah
6
5
5
6
3
5
Tabel bulan kering dan bulan basah
= 100 %
Jadi berdasarkan perhitungan dan penentuan iklim menurut Scmidt-Ferguson, kabupaten Banyuwangi beriklim E (Agak kering).
Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga derajat kelembapan dari bulan-bulan sepanjang tahun, yaitu:
Jika curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100 mm, maka bulan ini dinamakan bulan basah; jumlah curah hujan ini melampaui penguapan.
Jika curah hujan dalam 1 bulan kurang dari 60 mm, maka bulan ini dinamakan bulan kering; penguapan banyak berasal dari dalam tanah daripada jumlah curah hujan. Dalam hal ini penguapan lebih banyak daripada curah hujan.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dicari bulan-bulan kering dan bulan-bulan basah setiap tahun, sehingga ditemukan 5 golongan iklim, yaitu:
Golongan I : daerah basah, yaitu daerah yang hampir tidak terdapat bulan kering
Golongan II : daerah agak basah, yaitu daerah dengan bulan kering 1-2 bulan
Golongan III : daerah agak kering, yaitu daerah dengan bulan kering -4 bulan
Golongan IV : daerah kering, yaitu terdapat 5-6 bulan kering
Golongan v : daerah sangat kering, dengan bulan kering > 6 bulan
Berdasarkan tabel cuaca bulanan kabupaten Banyuwangi tahun 2004-2008 dapat diambil kesimpulan bahwa kabupaten Banyuwangi beriklim (golongan iv) yakni daerah kering karena terdapat 6 bulan kering.
Junghun melakukan klasifikasi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat dihubungkan dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan. Banyuwangi terletak pada ketinggian 0-1000 m dpl. Berdasarkan pembagian iklim menurut Junghun, maka Banyuwangi beriklim panas (zone panas).
Klasifikasi iklim menurut Oldeman didasarkan pada keberurutan bulan basah dan bulan kering tanpa memperhitungkan suhu (suhu diabaikan). Berbeda dengan Mohr dan Schmidt-Ferguson, Oldeman menetapkan bahwa bulan basah adalah bulan dengan curah hujan rata-rata 200 mm atau lebih, sedangkan bulan kering adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm.
Oldeman membuat klasifikasi iklim dengan tujuan membantu usaha pertanian terutama tanaman padi, berdasarkan urutan bulan basah dan bulan kering.
Berdasarkan data yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kabupaten banyuwangi beriklim tipe E4 karena terdapat 2 bulan basah dan 7 bulan kering.
DAFTAR PUSTAKA
Data Curah Hujan Banyuwangi. 1997-2008. Banyuwangi: Badan Meteorologi dan Geofisika
Modul Online. Atmosfer (Cuaca dan Iklim). Diakses tanggal 16 Oktober 2008
Slamet Kristiyanto, Marhadi. 2004. Geografi Regional Indonesia (Bagian Alamiah). Malang: Universitas Negeri Malang
www.google.co.id. Banyuwangi Map. Diakses tanggal 15 November 2009
Kunjungan sore mas... numpang duduk sejenak baca-baca
BalasHapusTerimakasih sangat bermanfaat izin copy
BalasHapusyok gabung bersama kami dan nikmati promo bonus hingga 200% untuk anda. kunjungi kami di http://149.28.153.153/
BalasHapuspastikan anda tidak salah bergabung di website terbaik bandar slot joker123 http://139.180.184.251/
BalasHapusAgen Togel Online dengan tingkat kemenangan yang tinggi!! hanya di kingdom toto
BalasHapusbergabunglah disitus terpercaya hkpools
BalasHapustake it now take it now Pragmatic 88
BalasHapusmpo slot menyediakan berbagai permainan game online.
BalasHapushttp://139.162.43.253/